Aktivitas sehari-hari penyebab saraf kejepit memang kadang sering dilakukan tanpa menyadari yang lama kelamaan justru memicu terjadinya masalah pada tulang belakang.
Apalagi kebiasaan penyebab saraf kejepit ini malah menjadi rutinitas yang perlu dilakukan karena tuntutan pekerjaan. Atau bahkan banyak yang tidak mengetahui kebiasaan atau aktivitas apa yang bisa memicu munculnya jepitan saraf tulang belakang.
Ini Dia Aktivitas Sehari hari Penyebab Saraf Kejepit
Saraf kejepit adalah kondisi yang sering kali menimbulkan rasa nyeri yang tak tertahankan, rasa tak nyaman beraktivitas, dan bahkan kehilangan fungsi pada bagian tubuh yang terkena dampaknya.
Memang penyebab saraf kejepit itu bukan saja dari kebiasaan harian. Saraf kejepit dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas sehari-hari dan kebiasaan tertentu.
1.Postur Tubuh yang Salah
Salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan saraf kejepit adalah postur tubuh yang buruk atau salah saat duduk, berdiri, bekerja atau bahkan tidur. Posisi yang tidak alami dan repetitif dapat memberikan beban berulang pada tulang belakang yang nantinya lama kelamaan bisa saraf kejepit.
Misalnya, duduk dalam posisi membungkuk terlalu lama saat di depan komputer atau tidur dengan posisi yang tidak mendukung tulang belakang dapat memengaruhi struktur tulang belakang termasuk bantalan tulang belakang.
2.Aktivitas Fisik Berlebihan
Melakukan kerja fisik yang berlebihan tanpa memperhatikan batas kemampuan tubuh dapat menyebabkan tekanan atau beban tinggi pada tulang belakang sehingga bantalan tulang juga terkena dampak negatifnya.
Angkat beban yang terlalu berat atau melakukan gerakan yang repetitif tanpa istirahat yang cukup dan lupa menjaga postur tubuh juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab saraf kejepit.
3.Cedera
Cedera fisik terutama jatuh dalam kondisi duduk, dapat menyebabkan saraf terjepit. Pada beberapa kasus, cedera tersebut dapat menyebabkan tekanan keras pada tulang belakang yang bisa saja menggeser tulang belakang dari posisi semula yang nantinya bisa menimbulkan nyeri akibat saraf kejepit.
Aktivitas Sehari-hari Penyebab Saraf Kejepit
4.Kebiasaan Duduk yang Buruk
Sering duduk dalam posisi yang tidak ergonomis, seperti duduk terlalu lama di depan komputer dengan posisi yang tidak tepat, dapat memberikan tekanan pada struktur tulang belakang dan menyebabkan saraf terjepit.
5.Berat Badan Berlebih
Bobot tubuh yang berlebihan atau obesitas/kegemukan menimbulkan tekanan atau beban berlebihan pula tulang belakang, termasuk bantalan tulangnya. Seiring dengan waktu, bisa memicu munculnya saraf terjepit, terutama pada daerah pinggang dan leher.
Apa yang Menyebabkan Seseorang Mengalami Saraf Kejepit?
Penyebab saraf kejepit lainnya adalah:
6.Pemakaian Peralatan yang Tidak Ergonomis
Pekerjaan yang melibatkan penggunaan peralatan yang tidak ergonomis atau dalam posisi yang tidak nyaman, seperti bekerja dengan komputer yang monitornya terlalu rendah atau penggunaan keyboard yang tidak sesuai, dapat menyebabkan stres berlebih pada saraf dan meningkatkan risiko saraf kejepit. Apalagi terus menerus tanpa waktu istirahat dan lakukan peregangan.
7.Kebiasaan Mengangkat Benda dengan Salah
Mengangkat benda dengan posisi tubuh yang salah, seperti membungkuk untuk mengangkat beban berat daripada kaki atau menggunakan gerakan yang tidak benar, dapat memberikan beban berat pada tulang belakang dan bantalan tulangnya.
8.Usia dan Degenerasi Tulang Belakang
Proses penuaan alami juga dapat menjadi faktor risiko saraf kejepit. Seiring bertambahnya usia, tulang belakang cenderung mengalami perubahan juga, misalnya kadar air bantalan tulang berkurang sehingga tidak elastis lagi menahan beban dan menyebabkan ruang tulang belakang menipis. Kondisi ini bisa memicu penyempitan rongga tulang belakang dan menekan saraf.
- Kepala Menunduk Lama atau Lama dalam Posisi yang Sama
Posisi kepala tertentu yang terlalu lama dalam satu posisi, misalnya saat tidur atau menatap layar gadget dalam posisi yang tidak ergonomis, dapat memberikan tekanan yang berlebihan pada leher yang lama kelamaan bisa membuat bantalan tulang menonjol dan menekan saraf di area tersebut.
10.Kegiatan Olahraga yang Berisiko
Beberapa kegiatan olahraga atau aktivitas fisik tertentu, seperti angkat beban, tenis, golf, atau olahraga kontak fisik (bela diri), dapat meningkatkan risiko saraf leher terjepit. Gerakan yang berulang atau perlu memutar tubuh mendadak terus menerus bisa menimbulkan beban atau tekanan yang kuat pada leher. Cedera secara langsung akibat whiplash injury (cedera whiplash) juga bisa memicu kerusakan pada area tulang belakang terutama leher.
Dimana Letak Saraf Kejepit?
Saraf kejepit akibat bantalan tulang belakang yang menonjol dan menjepit saraf tulang belakang, seringnya terjadi di area lumbal (pinggang) dan leher (cervical). Atau dalam istilah medisnya adalah HNP lumbal dan HNP cervical.
Herniasi nukleus pulposus (HNP) timbul saat zat seperti jeli, ada pada antara ruas tulang belakang mulai terdesak ke luar atau mendorong cincin pelindungnya. Bocornya ini dapat menjepit saraf tulang belakang dekatnya.
Terapi yang cocok untuk syaraf kejepit akan dokter sesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan hasil MRI saraf kejepit. Dari hasilnya, dokter bisa memberikan beberapa anjuran pengobatan.
Bila tidak ada penanganan yang sesuai, saraf kejepit sampai tidak bisa jalan bisa terjadi. Pada akhirnya kualitas hidup pun menjadi sangat menurun.
Pengobatan rumahan saraf kejepit juga bisa dicoba. Misalnya kompres hangat atau kompres dingin pada area yang terasa nyeri. Bisa juga dengan konsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran.
Tetapi bila gejala saraf kejepit pinggang atau gejala saraf kejepit leher sudah mengganggu kenyamanan saat bekerja, ada beberapa pilihan cara menyembuhkan saraf kejepit.
Beberapa pilihannya antara lain epidural steroid injection (ESI), radiofrekuensi ablasi, kateter Racz yang dapat mengalirkan obat khusus agar tepat sasaran. Laser saraf kejepit PLDD (percutaneous laser disc decompression) juga bisa menjadi cara mengatasinya.
Dan bila ada gambar saraf kejepit di hasil MRI, dokter perlu menghilangkan jepitan tersebut. Jepitan tersebut berasal dari bantalan tulang belakang yang menonjol dan dengan endoskopi BESS tonjolan ini akan dokter ambil. Dengan begini, saraf terbebas dan gejala-gejalanya akan hilang.