Hip pocket syndrome mungkin masih asing kedengarannya. Kondisi ini biasanya sih dialami oleh laki-laki. Loh memangnya kenapa? Karena kaum adam terkenal dengan gaya minimalis dan simpel, saat membawa dompet pun juga begitu. Tinggal sisipkan di kantung celana bagian belakang. Beda dengan perempuan. Yang memerlukan tas untuk membawa dompetnya.
Dampak kebiasaan menyimpan dompet di saku belakang celana ini memang simpel dan mudah dijangkau, ternyata bisa menyebabkan nyeri loh. Apalagi ditambah dengan harus duduk lama saat melakukan pekerjaan, seperti saat mengerjakan pekerjaan di depan komputer, duduk lama saat naik motor atau naik mobil.
Hip Pocket Syndrome
Hip pocket syndrome adalah salah satu kondisi yang timbul akibat duduk terlalu lama dengan dompet tebal di salah satu saku belakang celana. Tidak hanya menimbulkan rasa sakit pinggang kiri atau sakit pinggang kanan, tetapi juga bisa memicu nyeri bokong.
Memang tidak semua nyeri tulang belakang tersebut disebabkan oleh hip pocket syndrome ini. Penyebab nyeri tulang belakang itu sangat variatif. Dari meregangnya otot secara berlebihan, sampai ke saraf kejepit pinggang atau HNP lumbal.
Kebiasaan meduduki dompet tebal di kantong belakang celana, lama kelamaan dapat membuat tulang belakang tidak lurus. Karena salah satu sisinya menjadi miring akibat terganjal oleh dompet tebal. Tulang panggul miring lama kelamaan bisa memengaruhi pada sudut kelengkungan tulang belakang dan memicu terjadinya ketidakseimbangan akibat beban tidak terdistribusi seimbang pada area bokong kiri dan bokong kanan.
Karena posisi tulang belakang yang miring tersebut, tanda disadari bisa membebani ke salah satu sisi sehingga memicu nyeri pinggang.
Sindrom Piriformis Penyebab Bokong Terasa Nyeri
Tak hanya itu. Dompet tebal tersebut juga bisa menghimpit otot bokong piriformis dan saraf bokong sciatica. Nah kalau berlangsung lama, maka berisiko mengakibatkan gejala terkait sindrom piriformis atau saraf kejepit bokong.
Gejala sindrom piriformis, biasanya dirasakan sebagai bokong kesemutan, nyeri saat duduk lama, kebas, dan baal hingga merembet ke kaki. Kelemahan dan/atau nyeri pada salah satu sisi kaki, paha, lutut, atau pergelangan kaki, juga bisa muncul.
Letak otot piriformis ini ada di belakang otot bokong besar gluteus maksimus. Fungsi otot piriformis agar panggul bisa berputar dan menjaga kestabilan sendi panggul.
Kontraksi atau menegangnya otot piriformis yang berkepanjangan menjadi penyebabnya. Karena memang letaknya berdekatan dengan saraf sciatic, maka akibat otot tegang tersebut dapat menekan saraf utama pada kaki ini.
Sindrom Piriformis Karena Apa?
Gemar meletakkan dompet di saku belakang celana dan digabung dengan kebiasaan mendudukinya saat asik bekerja bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Selain itu, pernah jatuh duduk atau cedera, olahraga berlebihan, dan duduk lama di tempat yang keras, juga bisa mengakibatkan terjepitnya saraf sciatica oleh otot piriformis.
Namun bila adanya saraf kejepit pinggang atau HNP lumbal juga bisa loh memunculkan gejala sakit bokong. Level intensitas nyeri juga berbeda antar individu, bisa ringan atau terasa berat. Lama sembuhnya juga bervariasi, bisa sembuh sendiri atau bahkan meningkat saat batuk atau bersin.
Seringnya mengangkat benda berat atau kelebihan berat badan juga bisa menyebabkan bokong kanan nyeri. Berapa lama sindrom piriformis bisa sembuh akan bergantung pada penyebabnya.
Penyebab Sindrom Piriformis
Penyebab piriformis syndrome belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
-Kaku dan tegangnya otot piriformis dapat menyebabkan kompresi pada saraf sciatic sehingga mengakibatkan nyeri.
-Cedera pada daerah bokong dan panggul dapat menyebabkan peradangan dan mengakibatkan tekanan pada saraf skiatika.
-Postur tubuh yang tidak tepat saat beraktivitas, terutama yang berhubungan dengan posisi duduk yang salah atau terlalu lama, dapat menyebabkan tegangnya otot piriformis yang lama kelamaan bisa menekan saraf sciatic.
-Kelainan anatomi
-Posisi bokong terganjal dompet yang terseling di kantong celana (khususnya pria)
Menurut dr. Dimas Rahman, Sp.BS, nyeri bokong dapat disebabkan oleh aktivitas terlalu berat (misalnya olahraga berlebihan seperti lari marathon), saraf terjepit atau HNP lumbal (misalnya HNP L5-S1) dan sindrom piriformis.
Apa yang dimaksud dengan sindrom piriformis? Sindrom piriformis adalah kumpulan gejala yang berupa rasa nyeri yang berasal dari bokong dan menjalar hingga ke kaki atau tungkai. “Penyebab munculnya gejala-gejala terkait akibat otot piriformis yang ada di bokong mengalami ketegangan atau pernah jatuh duduk yang lama kelamaan dapat menekan saraf sciatica yang berada tepat di bawah otot piriformis,” jelasnya lebih lanjut.
Akibat kompresi saraf atau saraf bokong kejepit maka muncullah gejala nyeri bokong sebelah kiri sampai kaki, dengan kesemutan yang juga menjalar ke kaki.
Beda Sindrom Piriformis dan HNP
“Nyeri bokong bisa menjadi gejala pertamanya. Sedangkan syaraf pinggang terjepit, nyerinya biasanya terjadi pada pinggang atau punggung bawah yang menjalar ke bokong, pinggul, betis sampai telapak kaki,” lanjut Dimas.
Ciri Ciri Sindrom Piriformis
Ada beberapa gejalanya yang mungkin timbul akibat sindrom ini. Antara lain:
- Muncul rasa kesemutan dibarengi kebas/baal dari area pantat/bokong yang merembet hingga kaki.
- Saat melakukan gerakan melangkahkan atau memutar kaki ke sisi kiri atau kanan, nyeri terasa bertambah.
- Terasa nyeri saat BAB
- Nyeri saat bangun dari tempat tidur atau duduk lama, juga bisa muncul saat berjalan
Gejalanya bervariasi dari ringan hingga parah, dan mencakup:
-Rasa sakit yang terlokalisasi di daerah bokong, terutama di dekat tulang ekor.
-Sakit menjalar ke tungkai bagian belakang
-Kaki bagian belakang akan muncul rasa kesemutan dan/atau kebas baal.
-Nyeri biasanya bertambah saat berjalan, berlari, duduk dalam waktu lama, atau melakukan gerakan tertentu yang melibatkan otot piriformis.
Pemeriksaan dan Diagnosis
Untuk mendiagnosis sindrom piriformis atau hip pocket syndrome, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik. “Untuk memastikan penyebabnya apakah HNP lumbal atau sindrom piriformis, dengan mengevaluasi hasil MRI,” kata Dimas lebih lanjut.
Hip Pocket Syndrom & Pengobatan Sindrom Piriformis
Bila kondisi ini dianggap sepele dan dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, maka lama kelamaan bisa mempersulit aktivitas, misalnya berkendara waktu lama, berjalan, lari atau saat menaiki tangga.
“Pengobatan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan keparahan gejala. Bila masih ringan, obat-obatan dan fisioterapi bisa membantu. Namun kalau sudah berat, pilihannya adalah injeksi (untuk merelaksasi otot piriformis sehingga tidak lagi ada jepitan saraf di bokong). Tindakan bedah minimally invasive untuk dekompresi, menjadi pilihan terakhir bila opsi lain tidak membawa hasil perbaikan.”
Setelah diagnosis ditegakkan, pengobatan untuk kondisi ini bisa berupa:
-Terapi Fisik: dapat membantu meningkatkan fleksibilitas otot piriformis dan memperkuat otot-otot sekitar panggul, sehingga mengurangi tekanan pada syaraf sciatic.
-Obat-obatan untuk membantu meredakan peradangan dan nyeri.
-Injeksi Steroid, dapat membantu mengurangi peradangan sehingga nyeri pun akan reda.
Pencegahan Sindrom Piriformis Akibat Hip Pocket Syndrome
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah Sindrom Piriformis atau Fat Wallet Syndrome, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
- Pemanasan sebelum berolahraga atau melakukan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko cedera pada otot piriformis.
- Sebisa mungkin coba untuk mengganti posisi duduk agar otot bokong tidak tertekan terus-terusan.
- Letakkan dompet di tempat lain.