Metode BESS saraf kejepit dapat menjadi salah satu cara mengatasi saraf kejepit di pinggang (HNP lumbal) dan cara mengatasi saraf kejepit di leher (HNP cervical).
Apakah saraf terjepit bisa mengakibatkan lumpuh permanen sering menjadi pertanyaan. Lumpuh saraf kejepit bisa saja terjadi terutama pada derajat saraf kejepit yang berat dan tidak mendapatkan penanganan.
Dengan kondisi semakin terjepit (misalnya akibat sering membungkuk, gerakan aktivitas harian, obesitas, postur tubuh buruk) berisiko menimbulkan kerusakan saraf permanen. Sehingga koneksi saraf dan area yang dipersarafi, akan terganggu dan mungkin memicu kelumpuhan.
Saraf tulang belakang kejepit adalah kondisi medis yang terjadi ketika satu atau lebih saraf mengalami tekanan dari jaringan sekitarnya, seperti tulang, otot, atau cakram tulang belakang (diskus). Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, atau kelemahan otot di area yang dipersarafi oleh saraf tersebut.
Memang lokasi tersering saraf kejepit adalah tulang belakang. Khususnya daerah lumbal (misalnya HNP L4-L5 atau HNP L5-S1) dan servikal (misalnya C3-C4, C4-C5). Dalam beberapa kasus yang parah, tindakan medis akan dokter sarankan untuk mengatasi tekanan pada saraf. Salah satu metode bedah yang kini menjadi popular adalah BESS atau Biportal Endoscopic Spine Surgery.
Apa Itu Metode BESS?
Metode BESS adalah tindakan atau teknik bedah tulang belakang yang bersifat minimal invasif, atau operasi tulang belakang tanpa sayatan besar. Alat BESS menggunakan pendekatan endoskopi dua portal (biportal).
Cara kerja BESS, dokter spesialis hnp terbaik akan membuat dua sayatan kecil pada kulit untuk memasukkan kamera endoskop dan instrumen bedah. Teknik ini memungkinkan visualisasi yang jelas dari struktur tulang belakang serta menyorot jaringan secara presisi tanpa harus membuat sayatan besar seperti pada operasi konvensional.
Biportal endoskopi berbeda dari teknik endoskopi monoportal/uniportal (misalnya PELD) yang hanya menggunakan satu saluran untuk kamera dan instrumen. Dengan dua portal, metode BESS memungkinkan gerakan alat yang lebih fleksibel, serta pandangan lapangan operasi yang lebih luas dan dinamis.
Operasi bess itu apa adalah teknik operasi tulang belakang yang menggunakan endoskopi untuk membantu dokter dalam mengatasi masalah tulang belakang seperti saraf terjepit. BESS dapat menjadi pilihan bagi pasien yang tidak cocok atau berisiko tinggi untuk operasi bedah terbuka.
Indikasi Penggunaan Metode BESS
Metode BESS membantu mengatasi berbagai kondisi tulang belakang yang menyebabkan saraf kejepit, antara lain:
- Herniasi nukleus pulposus (HNP) atau saraf terjepit akibat bantalan tulang belakang yang menonjol.
- Stenosis spinal atau penyempitan saluran tulang belakang.
- Spondylosis atau perubahan degeneratif pada tulang belakang.
- Foraminal stenosis, yaitu penyempitan pada area di mana saraf keluar dari tulang belakang.
- Komplikasi pasca operasi tulang belakang seperti adhesi jaringan lunak.
Tidak semua pasien dengan saraf kejepit cocok untuk metode BESS. Pasien harus menjalani evaluasi menyeluruh yang mencakup pemeriksaan fisik, pencitraan (MRI atau CT scan), serta konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf setelah gambar saraf kejepit tampak jelas pada hasil pemeriksaan penunjang ini.
Kapan BESS dilakukan untuk jepitan saraf tulang belakang biasanya menjadi pertimbangan ketika pengobatan alami saraf kejepit (seperti obat-obatan, fisioterapi, dll.) tidak berhasil dalam meredakan gejala setelah beberapa minggu. Nyeri yang parah dan tidak mereda, mati rasa yang signifikan, atau kelemahan otot yang parah dapat menjadi indikasi bahwa metode BESS saraf kejepit perlu dilakukan.
Karena BESS ini dapat membebaskan jepitan yang terjadi, maka setelah saraf tidak lagi terjepit maka ciri hnp pun akan mereda, atau bahkan hilang. Endoskopi biportal ini juga bisa menjadi salah satu cara sembuh dari saraf leher kejepit (HNP servikal), yakni BESS cervical.
Prosedur Operasi BESS
Sebelumnya, pasien akan dokter sedasi. Setelah pasien dalam posisi operasi (biasanya tengkurap), dokter akan membuat dua sayatan kecil area tulang belakang sesuai dengan lokasi saraf terjepit. Salah satu saluran akan dokter gunakan untuk memasukkan kamera endoskopi, sedangkan yang lain untuk instrumen bedah.
Dengan bantuan kamera, dokter dapat melihat langsung struktur saraf, cakram, ligamen, dan tulang. Jika ada bagian cakram yang menonjol dan menekan saraf, dokter akan mengangkat atau memotongnya. Dalam kasus stenosis spinal, sebagian tulang atau ligamen juga mungkin akan diatasi untuk memperluas ruang bagi saraf.
Selama operasi, area tersebut juga akan dibilas dengan cairan steril untuk menjaga kejernihan pandangan kamera dan mengurangi risiko infeksi. Setelah prosedur selesai, luka akan dokter tutup dengan jahitan kecil atau perekat kulit, dan pasien biasanya tidak memerlukan rawat inap yang lama.
Metode BESS Saraf Kejepit
Metode BESS saraf kejepit menawarkan berbagai keunggulan ketimbang teknik operasi tulang belakang konvensional dulu:
-Minim luka dan nyeri pasca operasi. Karena hanya memerlukan dua sayatan kecil, trauma jaringan lebih sedikit, sehingga rasa sakit setelah operasi berkurang signifikan.
-Waktu pemulihan lebih cepat. Pasien umumnya bisa berjalan dalam waktu 24 jam setelah operasi, dan kembali ke aktivitas ringan dalam beberapa hari.
-Risiko komplikasi, risiko infeksi, perdarahan, dan kerusakan jaringan sekitar jauh lebih kecil.
-Metode BESS tidak banyak mengganggu struktur normal tulang belakang seperti otot dan ligamen, sehingga menjaga stabilitas tulang belakang jangka panjang.
-Visualisasi yang baik karena memberikan pandangan langsung dan detail dari area yang akan dokter atasi sehingga meningkatkan presisi tindakan dokter.
Kekurangan dan Tantangan Metode BESS Saraf Kejepit
Meski banyak keunggulan, metode BESS juga memiliki tantangan dan keterbatasan. Salah satunya adalah kebutuhan akan keahlian teknis yang tinggi. Tidak semua ahli bedah tulang belakang terlatih dalam teknik ini, dan kurva belajar untuk menguasainya cukup curam.
Selain itu, tidak semua jenis kelainan tulang belakang bisa tertangani dengan BESS. Misalnya, kelainan kompleks seperti skoliosis berat, fraktur tulang belakang, atau instabilitas vertebra mungkin memerlukan pendekatan terbuka yang lebih luas.
Perbandingan dengan Operasi Konvensional
Secara umum, operasi tulang belakang konvensional melibatkan sayatan besar, pemotongan otot dan struktur penyangga tulang belakang, serta waktu pemulihan yang lebih lama. Risiko kehilangan darah, infeksi, dan komplikasi lain juga lebih tinggi. Dalam konteks ini, metode BESS menjadi solusi modern yang lebih aman dan nyaman bagi banyak pasien.
Namun demikian, pilihan metode bedah tetap perlu penyesuaian dengan kondisi individual pasien. Dalam beberapa kasus, operasi konvensional mungkin masih menjadi pilihan utama, terutama bila terdapat kelainan struktural yang kompleks.
Metode BESS Saraf Kejepit & Perkembangan di Indonesia
Di Indonesia, metode BESS mulai diperkenalkan dalam beberapa tahun terakhir dan sudah digunakan di beberapa rumah sakit besar, yang salah satunya di Sigma Brain and Spine Center RS Jakarta. Dokter spesialis bedah saraf pada rumah sakit ini telah mengikuti pelatihan khusus baik dalam maupun luar negeri untuk menguasai teknik ini.
Malah kini tim dokter spesialis hnp terbaik ini sudah berhasil mengembangkan metode BESS PLUS. Tentu ada keunggulannya sendiri, kestabilan tulang belakang semakin baik.
Dukungan teknologi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendekatan minimal invasif turut mendorong popularitas metode BESS. Meski begitu, biaya endoskopi saraf kejepit atau biaya BESS saraf kejepit ini bisa lebih tinggi ketimbang operasi konvensional karena penggunaan alat dan teknologi canggih. Namun, banyak pasien merasa sebanding dengan manfaat yang didapat dari sisi pemulihan yang cepat dan minim komplikasi.
Endoskopi BESS BPJS sayangnya belum ada di rumah sakit ini. Namun dokter yang sudah banyak melakukan tindakan BESS (misalnya Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS atau dr. Danu Rolian, Sp.BS) dengan tingkat keberhasilan yang baik, bisa membantu pasien mau melakukan tindakan ini. Karena Sigma Brain and Spine Center RS Jakarta sudah bekerjasama dengan asuransi lainnya.