Tulang belakang sakit saat bangun dari duduk adakah yang pernah mengalaminya? Mungkin pernah ya? Keluhan nyeri punggung bawah yang muncul saat berdiri setelah duduk lama tentu membuat tak nyaman.
Menariknya, keluhan ini hampir selalu sama: “Pas duduk sih nggak sakit. Tapi begitu berdiri, rasanya kayak ditarik atau ketusuk.” Ini bukan sekadar kelelahan otot biasa. Dalam banyak kasus, keluhan ini adalah cerminan dari masalah struktural pada tulang belakang atau jaringan sekitarnya yang hanya muncul dalam kondisi tertentu—misalnya, setelah tekanan diam lama dilepas secara tiba-tiba.
Tulang Belakang Sakit Saat Bangun dari Duduk?
Saat duduk terlalu lama, tekanan dari tubuh tidak tersebar merata. Jika duduk dalam posisi yang sedikit membungkuk (yang umum saat menatap layar), piringan tulang belakang atau diskus intervertebralis akan terdorong ke arah belakang. Kalau diskus ini sudah mulai mengalami degenerasi atau melemah, tekanan ini bisa membuatnya menonjol (protrusi) atau bahkan menjepit saraf secara perlahan.
Namun karena tekanan konstan, nyerinya mungkin tidak terlalu terasa saat duduk. Begitu Anda berdiri dan tekanan berubah cepat, saraf yang semula “tertahan” bisa tiba-tiba teriritasi. Di sinilah muncul rasa nyeri, seperti ketegangan, rasa tertarik, atau sensasi “nyetrum” ke bokong atau paha.
Tidak Semua Nyeri Pinggang Itu Sama
Masalahnya, nyeri seperti ini bisa berasal dari beberapa sumber yang berbeda, dan tidak bisa menyamaratakan penanganannya. Contohnya:
- Bantalan Tulang Belakang yang Menonjol (HNP)
– Biasanya nyeri muncul setelah duduk lama, lalu saat berdiri atau membungkuk. Kadang menjalar ke bokong, paha belakang, bahkan sampai betis.
– MRI diperlukan jika nyeri menjalar ke kaki, ada kelemahan otot, atau tidak membaik >6 minggu. - Sendi Faset yang Meradang (Facet Syndrome)
– Nyeri lokal, tajam di salah satu sisi punggung bawah. Tidak menjalar. Lebih sakit saat berdiri dari duduk atau menengok ke belakang.
– Terapi fisik bisa membantu, tapi blok faset (injeksi) lebih efektif kalau sudah terbukti. - Sacroiliac Joint Dysfunction
– Nyeri terasa pada dekat tulang ekor, bisa menjalar ke panggul. Lebih sakit saat berdiri dengan satu kaki atau memutar pinggul.
– Sering salah diagnosa sebagai masalah pinggang biasa, padahal berbeda penanganannya. - Myofascial Pain / Ketegangan Otot Kronis
– Tidak selalu terlihat di MRI. Pasien merasa punggung “kaku terus”, ada titik-titik nyeri seperti simpul.
– Penanganan lebih ke manual therapy, dry needling, dan latihan postural aktif. - Stenosis Spinal (Penyempitan Kanal Saraf)
– Umumnya di usia lanjut. Nyeri saat berdiri lama atau berjalan jauh, membaik saat duduk atau membungkuk.
– Sering butuh MRI dan kadang tindakan dekompresi (operasi ringan).
Cara Menentukan Pengobatan yang Tepat
Kunci pengobatan bukan terletak pada “terapi fisik” atau “kompres hangat” semata, tapi menentukan dulu sumber nyerinya. Jika kamu mengalami nyeri saat berdiri dari duduk, dokter biasanya akan bertanya:
- Apakah nyerinya menjalar ke kaki?
- Apakah ada kesemutan atau lemas?
- Apakah kamu pernah jatuh, terbentur, atau mengangkat beban besar?
- Sudah berapa lama keluhan berlangsung, dan apakah makin parah?
Dari situ, pengobatan terbagi menjadi beberapa pendekatan, yang akan dokter sesuaikan dengan hasil temuan saat konsultasi dan hasil pemeriksaan radiologis nyeri bokong. Misalnya:
- Manual therapy & latihan aktif: Cocok untuk disfungsi sendi atau ketegangan otot. Fokusnya bukan asal “dilurusin”, tapi mengembalikan kestabilan gerakan.
- Obat anti-inflamasi, hanya berguna kalau benar ada peradangan. Tidak semua nyeri perlu NSAID.
- Injeksi saraf atau faset, dokter pertimbangkan jika sumber nyeri spesifik dan tidak membaik dengan latihan.
- Tindakan bedah menjadi opsi terakhir. Biasanya saat dokter sudah memastikan adanya penekanan saraf parah atau terjadi disfungsi neurologis.
Jangan Terjebak pada Saran Umum
Banyak artikel (dan bahkan dokter) memberi saran generik seperti “perbaiki postur, olahraga, jangan duduk lama.” Masalahnya, itu hanya mencegah bukan mengobati. Kalau kamu sudah mengalami nyeri saat berdiri dari duduk secara konsisten, tubuhmu sedang mengirim sinyal. Sinyal itu butuh mendapatkan perhatian dan penanganan—bukan diabaikan atau ditambal dengan bantal pinggang semata.
Tips Cepat Mengidentifikasi
- Kalau nyeri menjalar ke kaki → curiga herniasi diskus.
- Kalau nyeri lokal & makin terasa saat punggung dilengkungkan → kemungkinan facet.
- Kalau terasa lebih ke area bokong/pinggul bawah → pertimbangkan SI joint.
- Kalau terasa “berat” atau seperti otot kaku → kemungkinan besar otot (myofascial).
Tulang Belakang Sakit Saat Bangun dari Duduk, Ada Banyak Penyebabnya
Jika seseorang merasakan nyeri yang tajam pada punggung bawah yang menjalar hingga bokong, paha belakang, bahkan betis, kemungkinan besar penyebabnya adalah herniasi nukleus pulposus—atau yang istilah awamnya “saraf kejepit”.
Nyeri ini seringkali muncul atau memburuk saat seseorang bangun dari posisi duduk, saat membungkuk, atau bahkan saat batuk atau mengejan. Keluhan seperti kesemutan, rasa kebas, atau kelemahan pada salah satu tungkai menjadi tanda khas bahwa saraf tulang belakang terlibat.
Pemeriksaan yang paling akurat untuk mendeteksi kondisi ini adalah MRI. Jika kondisi cukup berat, pengobatannya bisa berupa tindakan dekompresi untuk membebaskan jepitan saraf tulang belakang, injeksi saraf kejepit, laser PLDD, kateter saraf kejepit sampai endoskopi tulang belakang BESS. Metode tindakan tanpa sayatan besar ini bisa menjadi pilihan saat obat dan fisioterapi tidak membawa perubahan. Tetap saja merasakan tulang belakang sakit saat bangun dari duduk.
Nyeri Sendi Faset (Facet Joint)
Berbeda dari itu, jika nyeri lebih terasa lokal—biasanya pada salah satu sisi punggung bawah—dan terasa seperti tertusuk, terutama saat berdiri dari duduk atau saat menengok ke belakang, maka facet joint syndrome lebih mungkin menjadi penyebab.
Nyeri ini tidak menjalar ke kaki. Biasanya memburuk jika punggung dilengkungkan ke belakang. Sering terjadi akibat degenerasi sendi kecil tulang belakang, terutama pada orang yang banyak berdiri atau mengangkat beban.
Pemeriksaan radiologi Rontgen bisa membantu mendeteksi perubahan sendi, tapi diagnosis yang lebih pasti bisa dokter tawarkan lewat suntikan lokal ke sendi faset (blok faset). Jika nyeri mereda setelah injeksi, itu mengkonfirmasi sumber nyerinya. Terapi bisa meliputi latihan gerak, injeksi ulang jika kambuh, atau ablasi saraf faset jika nyeri menetap.
Nyeri Sendi Sakroiliaka
Sementara itu, jika keluhan nyeri terasa lebih dalam dan terletak pada sisi bawah tulang belakang dekat pinggul—sering kali hanya pada salah satu sisi—dan muncul saat berdiri satu kaki, menaiki tangga, atau memutar pinggul, maka dokter akan menduga adanya gangguan pada sacroiliac joint (SI joint).
Nyeri dari sendi ini bisa menjalar ke paha bagian atas dan sering salah anggapan sebagai nyeri pinggang biasa. Pemeriksaan fisik seperti tes FABER dan Gaenslen dapat membantu mengidentifikasi masalah di SI joint. Kadang dokter akan memberikan injeksi ke sendi untuk diagnosis dan terapi.
Pengobatannya biasanya melibatkan manipulasi manual, latihan penguatan otot pinggul dan perut bawah (core dan glute), serta injeksi kortikosteroid kadang menjadi saran dari dokter.
Nyeri Otot, Bikin Tulang Belakang Sakit Saat Bangun Dari Duduk
Terakhir, jika rasa nyeri lebih terasa sebagai ketegangan otot yang dalam—seperti berat, tegang, atau “ketarik”—dan terasa kaku terutama saat pagi hari atau setelah duduk lama, maka kemungkinan besar itu adalah myofascial pain syndrome atau nyeri otot.
Biasanya tidak ada nyeri yang menjalar, tapi bisa merasakan titik-titik nyeri tekan pada area pinggang/punggung bawah. Tidak seperti tiga kondisi sebelumnya, myofascial pain tidak terlihat di MRI atau X-ray, sehingga diagnosis benar-benar bergantung pada wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter atau fisioterapis.
Pengobatannya fokus pada melemaskan otot lewat teknik seperti pijatan titik pemicu (trigger point release), dry needling, latihan peregangan aktif, dan pendekatan stres manajemen jika ketegangan otot muncul akibat faktor psikologis.
Kalau kamu punya gejala yang agak mirip dua kondisi sekaligus, itu juga mungkin—karena beberapa kasus memang tumpang tindih (misalnya, HNP derajat ringan bisa memicu ketegangan otot sekitar). Perlu pendekatan kombinasi untuk kasus seperti itu.
Nyeri Tulang Belakang Saat Bangun dari Duduk & Panduan Mandiri
- Apakah nyerinya menjalar ke kaki?
- Ya, menjalar ke bokong, paha, atau betis → besar kemungkinan ada tekanan saraf, seperti hnp
- Tidak menjalar, hanya terasa di punggung bawah atau bokong → bisa berasal dari sendi (facet/SI) atau otot.
- Bagaimana karakter nyerinya?
- Seperti tertusuk, menjalar, atau “nyetrum” → khas untuk hnp.
- Serasa tertusuk satu titik saat berdiri atau menengok → curiga ke facet joint.
- Seperti pegal dalam atau tumpul pada area bokong/sisi pinggul → mungkin dari SI joint.
- Terasa berat, seperti ketarik atau otot kaku → kemungkinan myofascial pain.
- Apa pemicu terjadinya nyeri?
- Bangun dari duduk, terutama setelah duduk lama → umum untuk semua jenis, tapi paling sering hnp/saraf pinggang terjepit atau SI joint.
- Naik tangga atau berdiri satu kaki terasa nyeri bokong/pinggul → pertimbangkan SI joint dysfunction.
- Membungkuk atau batuk memperburuk nyeri → indikasi jepitan saraf (herniasi nukleus pulposus).
- Melengkungkan punggung ke belakang bikin nyeri → kemungkinan besar dari facet joint.
- Ada gejala lain?
- Kaki terasa esemutan, lemas, atau baal → red flag → periksa ke dokter, kemungkinan kompresi saraf.
- Demam, penurunan berat badan, nyeri tak kunjung hilang >6 minggu → perlu evaluasi menyeluruh, mungkin bukan masalah mekanik.
- Tidak ada gejala lain, hanya rasa tegang atau nyeri lokal → bisa coba pendekatan konservatif dulu (terapi otot & postural).
- Apakah nyeri membaik saat bergerak?
- Iya, setelah jalan-jalan ringan nyeri berkurang → cenderung otot atau SI joint.
- Tidak, malah tambah nyeri saat bergerak atau jalan lama → bisa jadi HNP berat atau stenosis spinal.
Nyeri Tulang Belakang Saat Bangun dari Duduk & Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Langsung pertimbangkan evaluasi medis jika:
- Nyeri menjalar ke kaki dan makin parah.
- Ada kelemahan otot atau mati rasa.
- Nyeri menetap > 4-6 minggu meski sudah coba latihan atau istirahat.
- Ada riwayat trauma besar (jatuh, kecelakaan).
- Usia >50 tahun dan baru pertama kali mengalami nyeri.
- Ada gejala sistemik: demam, penurunan berat badan, nyeri malam.