Herniasi Diskus Intervertebralis Adalah Penyebab Saraf Kejepit Tulang Belakang

Herniasi diskus intervertebralis adalah kondisi medis yang terjadi ketika salah satu diskus antara tulang belakang (vertebra) bergeser atau menonjol sehingga menekan saraf tulang belakang.

Kondisi ini umumnya terjadi pada area tulang belakang bagian bawah atau lumbal/pinggang. Namun juga dapat terjadi pada leher atau servikal (HNP leher). Herniasi diskus intervertebralis menyebabkan berbagai keluhan, mulai dari rasa sakit yang hebat, kesemutan, hingga kelemahan otot.

Penyebab herniasi diskus intervertebralis adalah multifaktor. Umumnya terkait dengan usia, gaya hidup, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi kesehatan tulang belakang. Misalnya saja infeksi, tumor, cedera tulang belakang.

Herniasi Diskus Intervertebralis Adalah Penyebab HNP Lumbal 

Penyebab utama herniasi diskus intervertebalis adalah penuaan dan kerusakan. Seiring bertambahnya usia, diskus akan kehilangan sebagian besar kandungan airnya, sehingga tak lagi seelastis dulu. Sehingga lebih rentan terhadap cedera.

Selain penuaan, gaya hidup yang kurang sehat seperti kebiasaan mengangkat beban berat dengan posisi tubuh yang salah, atau postur tubuh yang buruk saat duduk atau berdiri, dapat meningkatkan risiko terjadinya HNP lumbal.

Faktor risiko lainnya termasuk kecelakaan atau cedera trauma pada tulang belakang, serta faktor genetika yang dapat memengaruhi ketahanan dan kekuatan diskus intervertebralis. Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas juga lebih rentan terhadap herniasi diskus. Karena beban berlebih yang diberikan pada tulang belakang lumbal dapat mempercepat proses degenerasi diskus.

Herniasi Diskus Intervertebralis Adalah Penyebab HNP Leher

Sedangkan pada HNP cervical atau herniasi diskus leher, penyebab utamanya serupa, yaitu penuaan yang menyebabkan degenerasi diskus.

Tulang belakang leher (servikal) terdiri dari tujuh vertebra (C1 hingga C7) yang saling terhubung oleh diskus intervertebralis. Seiring bertambahnya usia, diskus juga akan mengalami proses degenerasi yang membuatnya kehilangan elastisitas dan kekenyalan. Akibatnya, diskus menjadi lebih rentan untuk mengalami herniasi.

Selain penuaan, faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan HNP cervical meliputi:

  1. Kecelakaan (kendaraan atau cedera olahraga) yang mengakibatkan benturan keras pada kepala dan leher dapat menyebabkan bantalan tulang belakang leher terdesak keluar atau robek.
  2. Kebiasaan duduk dalam posisi yang salah atau terlalu lama, seperti menundukkan kepala saat menggunakan ponsel atau komputer, dapat memberi tekanan berlebih pada leher. Lama kelamaan kemungkinan bisa membuat herniasi diskus.
  3. Aktivitas yang melibatkan gerakan kepala berulang atau memutar leher secara teratur, seperti pada pekerjaan tertentu atau aktivitas olahraga
  4. Sama halnya dengan HNP lumbal, faktor genetik juga berperan dalam terjadinya hnp leher. Beberapa orang sejak lahir memiliki kelemahan pada struktur tulang belakang sehingga menjadi lebih rentan terhadap cedera.
  5. Mengangkat beban berat dengan posisi tubuh yang tidak tepat atau ketegangan otot yang berlebihan pada ruas tulang belakang dari leher hingga bokong.

 

Apa itu Herniasi Diskus Lumbal?

Herniasi diskus lumbal, bila terjadinya pada segmen lumbal atau punggung bawah (pinggang).  Diskus intervertebralis berfungsi sebagai bantalan atau penyerap goncangan antara tulang belakang.

Tersusun dari dua bagian utama: inti gelatinus pada bagian tengahnya dan lapisan luar yang lebih keras (annulus fibrosus). Ketika lapisan luar bantalan tulang pecah atau robek, inti gelatinus – seperti jeli – bisa keluar dan menekan saraf-saraf tulang belakang. Proses inilah yang awam kenal sebagai herniasi diskus.

Pada hernia diskus lumbal, biasanya terjadi pada tulang belakang bagian bawah atau lumbar, yang terdiri dari lima vertebra (L1 sampai L5). Bagian ini adalah area yang paling sering mengalami herniasi karena lebih banyak menerima tekanan dan beban berat tubuh. Herniasi area ini dapat menimbulkan rasa sakit, kebas, kesemutan, dan kelemahan pada kaki dan punggung bagian bawah. Bahkan bisa mengakibatkan lumpuh saraf kejepit saat tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Sementara itu, pada hernia diskus servikal, herniasi terjadi pada bagian leher atau cervical (servikal). Gejala-gejalanya seperti nyeri leher, kesemutan, dan kelemahan yang dapat menjalar hingga ke tangan dan lengan. Herniasi area leher seringkali terkait dengan penurunan mobilitas leher sampai tidak bisa lagi menggenggam dan juga terancam lumpuh kalau tidak mendapatkan obat saraf kejepit yang efektif.

Grade HNP Lumbal

Herniasi diskus lumbal ada beberapa grade atau derajat. Grade ini mengacu pada seberapa besar dan sejauh mana bantalan tulang yang mengalami herniasi menonjol keluar dan memberikan tekanan pada saraf-saraf yang ada.

  • Grade 1 (Ringan): hanya sedikit bagian yang menonjol keluar, dan kondisi ini biasanya tidak menyebabkan gejala yang berat. Rasa sakit biasanya lebih bersifat ringan atau kadang-kadang hanya berupa ketidaknyamanan.
  • Grade 2 (Sedang): tonjolan lebih besar, menyebabkan penekanan yang lebih signifikan pada saraf. Gejala seperti rasa sakit, kesemutan, dan kebas dapat mulai muncul pada bagian tubuh yang lebih luas.
  • Grade 3 (Berat): penonjolan sudah cukup besar dan menyebabkan penekanan yang cukup kuat pada saraf. Pada tahap ini, bisa muncul kesulitan dalam bergerak, kesulitan berjalan, atau bahkan kehilangan kekuatan otot.
  • Grade 4 (Parah): bantalan tulang telah sepenuhnya pecah atau robek, dan inti bantalan tulang belakang dapat keluar dengan jumlah yang sangat besar. Bisa menekan saraf secara total, yang mungkin sudah menyebabkan kelumpuhan atau kehilangan fungsi motorik.

Grade HNP Cervical

Herniasi diskus intervertebralis adalah yang salah satunya pada area servikal atau HNP cervical, bedanya berdasarkan tingkat keparahannya (grade).

Grade ini mengacu pada seberapa besar dan sejauh mana  herniasi menonjol keluar, serta seberapa besar tekanan pada saraf-saraf sekitarnya.

Proses ini sangat memengaruhi tingkat keparahan, seperti nyeri leher, kesemutan, kebas, atau bahkan kelemahan otot.

Berikut adalah klasifikasi grade pada HNP cervical:

  • Grade 1 (Ringan): herniasinya masih tergolong kecil, gejalanya tidak terlalu mengganggu aktivitas. Nyeri leher ringan atau ketidaknyamanan yang bersifat sementara. Biasanya, gejala ini terkendali dengan obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan terapi fisik.
  • Grade 2 (Sedang): penonjolan yang lebih besar dan mulai menekan saraf. Gejala yang timbul mulai lebih terasa, seperti nyeri leher yang lebih intens, kesemutan, atau kebas yang menjalar ke lengan, tangan, atau jari. Kadang sampai kelemahan otot pada lengan.
  • Grade 3 (Berat): penonjolan yang lebih besar dan tekanan yang cukup signifikan pada saraf-saraf sekitar tulang belakang servikal. Gejalanya sudah sangat mengganggu (nyeri leher tajam sampai lengan, kesemutan yang meluas, serta kelemahan otot). Kadang sampai sulit menjalani aktivitas sehari-hari, seperti mengangkat barang atau menulis. Pengobatan yang lebih intensif, termasuk kemungkinan prosedur medis seperti injeksi steroid, kateter saraf kejepit atau endoskopi saraf kejepit leher (endoskopi HNP cervical) bisa menjadi salah satu solusinya.
  • Grade 4 (Parah): tonjolan mencapai tingkat yang sangat parah, jepitan pun sudan terjadi total. Gejalanya mengarah pada kelumpuhan atau kehilangan fungsi motorik pada tangan dan lengan serta nyeri yang menjalar. Dalam banyak kasus, endoskopi saraf kejepit leher menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi tekanan pada saraf. Bila jepitan sudah teratasi maka dapat mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan saraf permanen.

 

Herniasi Diskus Intervertebralis Adalah HNP atau Saraf Terjepit 

Seperti pada HNP lumbal, perawatan untuk HNP cervical pada setiap grade juga bervariasi, mulai dari pengobatan konservatif hingga tindakan medis lainnya. Pada grade 1 dan 2, umumnya pengobatan konservatif seperti terapi fisik, obat penghilang rasa sakit, dan injeksi steroid cukup efektif.

Namun, pada grade yang lebih tinggi (3 dan 4), tindakan pembedahan seperti ACDF (anterior cervical discectomy and fusion) atau laminektomi mungkin akan dokter anjurkan. Atau kini atau endoskopi BESS cervical yang hanya dengan dua sayatan untuk mengurangi tekanan pada saraf dan mencegah kerusakan yang lebih serius.

Operasi HNP Lumbal dan Cervical Apakah Sama?

Sebenarnya sama. Hanya bedanya lokasi, hnp lumbal berarti pada segmen pinggang, hnp cervical ada pada leher.

Pada banyak kasus, operasi hnp adalah salah satu solusi. Kondisi hernia bantalan tulang belakang dapat teratasi dengan pengobatan konservatif seperti terapi fisik, obat penghilang rasa sakit, atau injeksi steroid untuk mengurangi peradangan. Namun, apabila pengobatan tersebut tidak berhasil dan gejala tetap mengganggu atau bahkan memburuk, tindakan lain bisa menjadi saran dokter.

Operasi HNP lumbal dan servikal ini umumnya kini dengan minimal invasif. Hanya perlu sayatan kecil sehingga proses pulihnya lebih cepat. Namun, operasi tetap merupakan pilihan terakhir setelah langkah-langkah konservatif tidak membuahkan perubahan gejala secara signifikan.

Perawatan pasca-operasi juga penting untuk memastikan pemulihan yang maksimal, termasuk terapi fisik dan perawatan lanjutan. Pasca BESS PLUS biasanya sudah dapat kembali beraktivitas lebih cepat daripada tindakan bedah terbuka dulu.

Tinggalkan Balasan