Penyebab sakit kepala terus menerus apakah berbahaya menjadi kekhawatiran tertentu pada orang yang mengalaminya. Apalagi sakit kepala berkepanjangan ini selalu menyertai saat bekerja. Tentu akan mengganggu produktivitas harian. Atau bahkan tidak bisa melakukan kegiatan apa pun karena kepala berat dan mual atau sakit kepala bagian belakang benar-benar membuat tidak nyaman.
Penyebab Sakit Kepala Terus Menerus
Apa penyebab sakit kepala setiap hari, perlu dikenali dan segera luangkan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya untuk segera mengetahui penyebab sehingga dokter dapat memberikan penanganan yang tepat. Konsultasi menjadi salah satu jalan agar gejala tidak memburuk suatu saat nanti.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sakit kepala sebelah kiri atau sakit kepala sebelah kanan.
Sering sakit kepala bisa muncul akibat gaya hidup yang buruk, kurang beristirahat, kelelahan, stres, gangguan pada mata, makanan atau minuman tertentu, makan tidak teratur, cedera kepala, gegar otak, tingginya tekanan darah dan stroke. Bahkan tumor otak juga bisa mengakibatkan sakit kepala tak kunjung sembuh padahal sudah beristirahat, misalnya.
Apa perbedaan tumor dan kanker? Kanker adalah jenis tumor yang dapat menyerang jaringan atau sel tubuh dan menyebar (metastase). Kalau tumor, merupakan tumbuhnya sel baru yang belum tentu kanker.
Gejala kanker otak juga berbeda, tergantung bagian otak yang terserang tumor ganas sampai stadium penyakitnya. Ada empat stadium kanker otak; stadium awal atau satu, dua, tiga, sampai empat (stadium akhir).
Penentuan stadium kanker otak ini dari besar kecilnya ukuran dan titik lokasi tumor otak. Tidak itu saja. Jenis jaringan atau sel yang terdampak, dan bisa tidaknya tumor ganas diambil atau diangkat, juga menjadi faktor penentunya.
Apa akibat dari keseringan sakit kepala, salah satunya sudah pasti mengganggu aktivitas harian. Kadang juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada penglihatan.
Gejala Tumor Otak Stadium Awal
Tumor otak adalah akibat dari tumbuhnya jaringan atau sel-sel abnormal dalam otak manusia. Apa ciri ciri tumor otak stadium awal, kadang sering terabaikan. Atau kadang tidak ada gejala. Itu sebabnya perlu dipahami bila mengalami penyebab sakit kepala terus menerus.
Jenis tumor otak dapat menyebabkan gejala tumor otak yang berbeda. Perbedaan gejala ini bergantung pada besar kecilnya tumor, percepatan tumbuh, dan tempat/lokasi tumor tumbuh. Bila masih kecil, gejala kadang tidak ada. Tetapi bila bertambah besar, bisa memunculkan gejala sebagai apa yang dirasakan oleh penderita tumor otak, misalnya sakit kepala tumor otak, kejang epileptik, muntah menyembur (muntah projektil), mual dan lainnya.
Asal muasal tumor di otak bisa dari jaringan otak itu sendiri (tumor otak primer) dan bisa merupakan tempat penyebaran dari organ lain (tumor otak sekunder). Tumor juga dapat terbagi menjadi tumor ganas dan tumor jinak.
Tumor otak primer jenisnya adalah glioma, meningioma dan medulloblastoma. Glioma asalnya dari sel-sel glia atau sel-sel dalam sistem saraf manusia. Sedangkan meningioma adalah tumbuhnya tumor pada selaput pelindung (meninges) otak dan saraf. Ukuran tumor meningioma bisa berubah tambah besar dan menekan otak serta saraf. Yang dampaknya berupa gejala yang berat.
Medulloblastoma adalah salah satu varian tumor otak ganas yang berawal tumbuh pada otak kecil (serebelum/cerebellum). Gejalanya bisa memburuk seiring tumbuhnya tumor. Kadang sampai mengganggu aliran cairan serebrospinal (cerebral spinal fluid/CSF).
Bila hal ini terjadi, maka tekanan intrakranial (dalam kepala) akan meningkat sampai mengakibatkan sakit kepala, mual, muntah dan lainnya.
Dimana Letak Tumor Otak?
Berdasarkan tempat tumbuhnya, gejala tumor otak juga berbeda. Terganggunya penglihatan, akan muncul bila tumbuh sekitar area mata, lobus oksipital. Lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang bekerja sebagai pengendali fungsi penglihatan.
Fungsi penglihatan juga bisa terganggu bila tumor muncul pada bagian bawah otak, saraf optik, dan lobus oksipital dan lobus temporal.
Tumor yang tumbuh pada otak besar, otak kecil, lobus temporal (sisi kanan kiri otak), dan lobus parietal (belakang dahi) dapat mengakibatkan gangguan-gangguan tertentu, misalnya bicara, membaca, dan menulis.
Terganggunya fungsi pendengaran juga bisa muncul bila tumor tumbuh dekat saraf kranial dan lobus temporal. Proses menelan juga bisa terusik saat tumor tumbuh di otak kecil atau dekat saraf kranial. Bahkan kesulitan menggerakkan anggota tubuh seperti lengan, tangan, tungkai sampai kaki.
Lobus frontal (dahi) bisa juga menjadi tempat tumbuhnya tumor. Dampaknya juga cukup berat, seperti perubahan mood, sulit berjalan hingga mengganggu atau menurunkan fungsi pendengaran.
Penderita tumor otak pada lobus temporal akan berdampak kesulitan belajar atau mengingat informasi baru. Indera mata juga akan terganggu saat tumor muncul dalam lobus oksipital.
Fungsi menelan, bicara, juga bisa muncul saat tumor tumbuh di batang otak. Kelelahan, wajah kesemutan dan perubahan pola tidur juga bisa menyertainya. Kalau tumor tumbuh pada sumsum tulang belakang, akan muncul gejala nyeri pinggang sampai kesulitan berjalan, akibat tertekannya saraf oleh tumor tersebut.
Sakit Kepala Karena Tumor Otak Seperti Apa?
Ciri sakit kepala tumor otak biasanya rasa sakitnya menetap dan berbeda dengan sakit kepala biasa yang bisa sembuh cepat atau mereda setelah minum obat sakit kepala. Rasa sakit ini kemungkinan akibat tumor yang menekan pembuluh darah dan saraf.
Rasa sakitnya kadang memburuk saat bangun tidur. Muntah juga bisa terjadi. Cirinya khas, muntahnya menyemprot atau muntah proyektil akibat meningkatnya tekanan dalam otak (tekanan intrakranial/TIK). Kejang juga menjadi gejala apa yang dirasakan oleh penderita tumor otak.Beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi ada tidaknya tumor otak, antara lain magnetic resonance imaging (MRI), computed tomography scan (CT-scan kepala), positron emission tomography scan (PET-scan), dan pemeriksaan jaringan (histopatologis).
Cara Mengatasi Sakit Kepala Terus Menerus
Pengobatan tumor otak ada beberapa pilihan. Seperti terapi operatif, non-operatif, terapi target dan suportif serta medikamentosa. Yang non operatif mencakup radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi.