Tumor Hipofisis, Salah Satu Penyebab Gangguan Penglihatan Mendadak

Tumor hipofisis adalah jenis tumor yang berkembang pada kelenjar hipofisis.

Nah sebenarnya dimana letak kelenjar hipofisis ini? Kelenjar dengan nama lain pituitary ini, terletak pada area dasar otak. Meskipun kelenjar ini berukuran hanya sekitar sebesar kacang polong, perannya ternyata tak sekecil itu.

Peranannya sangat besar dalam mengatur berbagai fungsi tubuh. Kelenjar hipofisis bekerja sebagai pengendali hormon-hormon yang mempengaruhi fungsi kelenjar lain seperti tiroid, adrenal, dan gonad.

Apa itu Tumor Hipofisis?

Tumor hipofisis adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada kelenjar hipofisis. Kebanyakan tumor ini adalah adenoma (adenoma hipofisis), yang bersifat jinak. Namun tidak semua tumor hipofisis menyebabkan gejala yang parah. Ada beberapa jenis tumor yang dapat memengaruhi fungsi hormon dan memicu masalah kesehatan yang serius.

Tumor hipofisis jinak ini tumbuh sangat lambat dan sering kali tidak terdeteksi selama bertahun-tahun, karena gejalanya bisa berkembang secara bertahap dan tidak selalu jelas.

Namun, meskipun sebagian besar tumor ini jinak, ada juga yang bisa berkembang menjadi lebih besar. Bila sudah membesar, dapat menekan struktur sekitar kelenjar hipofisis. Misalnya saraf optik yang menghubungkan mata dengan otak. Tekanan pada saraf ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan, seperti kabur atau kehilangan penglihatan area tertentu.

Gejala Tumor Hipofisis

Gejala tumor kelenjar pituitari di otak sangat bervariasi. Tergantung pada ukuran tumor, jenis hormon yang terpengaruh dan seberapa besar pengaruhnya terhadap bagian-bagian tubuh lain. Beberapa gejala yang dapat muncul akibat tumor hipofisis termasuk:

  1. Gangguan Penglihatan akibat menekan saraf optik, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan bagian tepi (peripheral vision), atau hemianopsia bitemporal. 
  2. Gangguan hormonal.
    • Hiperprolaktinemia, yang dapat menyebabkan produksi ASI pada wanita yang tidak sedang menyusui dan gangguan menstruasi.
    • Sindrom Cushing, yang terjadi ketika tumor menghasilkan hormon kortisol dalam jumlah berlebihan, menyebabkan gejala seperti penambahan berat badan yang tidak normal, kulit tipis, dan wajah bulat.
    • Gigantisme atau akromegali, yang terjadi akibat produksi hormon pertumbuhan berlebihan, menyebabkan pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh yang berlebihan, terutama pada tangan, kaki, dan wajah.
  3. Sakit Kepala biasanya akibat adanya tekanan tumor pada jaringan sekitar atau peningkatan tekanan intrakranial.

Penyebabnya Apa? 

Secara umum, penyebab pasti tumor hipofisis belum sepenuhnya diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan tumor jenis ini.

Salah satunya adalah mutasi genetik. Sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Selain itu, ada kondisi genetik tertentu, seperti neurofibromatosis tipe 1 atau turcot syndrome, berisiko lebih tinggi mengalami tumor hipofisis.

Meskipun demikian, kebanyakan tumor hipofisis terjadi tanpa riwayat genetik yang jelas. Tumor ini juga tidak berhubungan dengan faktor gaya hidup seperti diet atau kebiasaan merokok. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan medis sangat penting untuk mengetahui apakah tumor tersebut bersifat jinak atau bisa berkembang menjadi lebih berbahaya.

Bagaimana Dokter Mengetahuinya?

Jika seseorang mengalami gejala yang menunjukkan kemungkinan adanya tumor hipofisis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosisnya. Pemeriksaan awal biasanya meliputi pemeriksaan fisik dan tanya jawab mengenai gejala yang dialami. Selanjutnya, pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik, seperti:

  1. Tes Darah untuk mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Kadar hormon yang tidak normal bisa memberi petunjuk mengenai jenis tumor yang mungkin ada.
  2. Pencitraan Otak (MRI atau CT Scan), cara utama untuk mendeteksi tumor hipofisis. Dengan pencitraan ini, dokter dapat melihat ukuran dan lokasi tumor, serta bagaimana tumor memengaruhi jaringan sekitar.
  3. Uji Penglihatan untuk mengetahui apakah tumor telah menekan saraf optik atau tidak.

Pengobatan Utama Tumor Pituitari (Hipofisis)

Biasanya meliputi:

  1. Observasi, saat ukurannya kecil dan tidak menyebabkan gejala yang signifikan. Pemantauan berkala, termasuk tes darah dan pencitraan, untuk melihat apakah tumor tumbuh atau menekan struktur otak lainnya.
  2. Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi produksi hormon tersebut. Misalnya, obat-obatan untuk mengurangi kadar prolaktin yang berlebihan, atau obat untuk mengurangi kadar kortisol pada sindrom Cushing.
  3. Operasi tumor hipofisis dapat dilakukan melalui hidung (transsphenoidal surgery) untuk meminimalkan dampak pada otak. Terutama ukurannya sudah besar dan berisiko menekan area sekitarnya.
  4. Radiasi untuk mengecilkan ukuran tumor dan mengurangi gejalanya.

Apakah Tumor Hipofisis Berbahaya?

Jika tumor hipofisis dibiarkan tanpa penanganan, kemungkinan dapat menimbulkan efek buruk, antara lain:

  1. Gangguan Penglihatan adalah hemianopsia bitemporal, yaitu kehilangan penglihatan di bagian tepi dari kedua mata. Kondisi ini kadang tidak disadari hingga cukup parah. Jika tidak diobati, masalah penglihatan ini bisa memburuk dan berisiko menyebabkan kebutaan permanen.
  2. Masalah Hormon yang Tidak Terkendali
  • Hiperprolaktinemia: dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada wanita, penurunan gairah seksual, dan produksi ASI meskipun tidak sedang menyusui.
  • Sindrom Cushing: akibat produksi hormon kortisol secara berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan yang drastis, kulit yang tipis dan mudah memar, serta tekanan darah tinggi.
  • Akromegali atau Gigantisme: menyebabkan pertumbuhan tulang dan jaringan yang tidak normal, terutama pada tangan, kaki, dan wajah. Kemungkinan berdampak pada  disfungsi fisik dan gangguan kualitas hidup.

Dampak Buruk Tumor Kelenjar Pituitari

Jika kondisi hormonal ini dibiarkan, dampaknya bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, menyebabkan komplikasi lebih lanjut, atau bahkan mengancam jiwa, seperti hipertensi yang tidak terkontrol atau masalah jantung.

  1. Sakit Kepala yang Terus Menerus, akibat tekanan pada jaringan otak sekitarnya, termasuk pembuluh darah dan saraf, yang menyebabkan sakit kepala kronis.
  2. Penurunan Kualitas Hidup

Gangguan hormonal, gangguan penglihatan, dan sakit kepala yang terus-menerus dapat sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Keletihan, kecemasan, depresi, atau penurunan fungsi fisik sering terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormon dan dampak fisik lainnya. Penurunan kualitas hidup ini bisa membatasi kemampuan seseorang untuk bekerja, beraktivitas, atau bahkan menjalani kehidupan sosial yang sehat.

  1. Komplikasi Kardiovaskular dan Metabolik

Tumor hipofisis yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon, seperti yang terjadi pada sindrom Cushing (produksi kortisol berlebihan), dapat berisiko tinggi menyebabkan komplikasi kardiovaskular dan metabolik. Kondisi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, atau kolesterol tinggi sering terjadi pada penderita sindrom Cushing yang tidak terkontrol. Hal ini meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan masalah jantung lainnya.

  1. Risiko Tumor Menjadi Kanker

Meskipun sebagian besar tumor hipofisis adalah jinak, dalam kasus yang jarang, tumor bisa berkembang menjadi kanker. Tumor yang tumbuh terus-menerus dan tidak mendapat penanganan bisa berisiko menyebar ke bagian lain dari tubuh. Meskipun hal ini sangat jarang terjadi, perkembangan tumor hipofisis menjadi kanker bisa sangat serius dan mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

  1. Dampak Psikologis dan Emosional, ketidakseimbangan hormon, dapat menyebabkan stres emosional yang besar, misalnya depresi, kecemasan, atau penurunan rasa percaya diri karena perubahan penampilan dan kualitas hidup.
  1. Kehilangan Kemampuan Reproduksi

Tumor hipofisis yang mempengaruhi hormon reproduksi dapat menyebabkan masalah kesuburan yang signifikan. Pada wanita, tumor yang menghasilkan prolaktin berlebihan dapat menyebabkan gangguan menstruasi atau bahkan ketidaksuburan. Pada pria, tumor hipofisis dapat menyebabkan penurunan produksi sperma dan disfungsi ereksi. Kondisi ini, jika dibiarkan tanpa penanganan, dapat mempersulit upaya untuk memiliki anak.

Komplikasi Lain yang Terkait dengan Pengobatan

Jika  berkembang tanpa penanganan, pengobatannya di masa depan bisa menjadi lebih kompleks dan memerlukan tindakan yang lebih invasif, seperti pembedahan atau terapi radiasi, yang membawa risiko komplikasi lebih lanjut. Misalnya, pembedahan untuk mengangkat tumor yang sudah besar bisa menyebabkan kerusakan pada struktur otak lainnya atau memperburuk gangguan penglihatan.

 

Tinggalkan Balasan